Resensi Buku Manusia Paripurna

 

Resensi Buku Manusia Paripurna
Manusia paripurna/dok.pribadi


Resensi Buku Manusia Paripurna

Tenang Buku:

Penulis: Ahmad Rifa’i Rif’an

Penerbit: Quanta

Jumlah halaman: 254

Tahun terbit: 2025

Isi buku:

Buk berjudul Manusia Paripurna merupakan sebuah buku motivasi islami yang bisa dibaca oleh kalangan remaja hingga dewasa. Buku ini ditulis dengan tujuan, agar para muslim khususnya para remaja bisa menjaga karakter pada zaman yang serba bisa ini.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat, berita didapatkan begitu mudah. Namun, ada hal penting yang sudah terkikis dengan hadirnya alat-alat yang cangih tersebut. Hal ini pun diungkapkan oleh penulis dalam bukunya: “Di tengah perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang begitu cepat, menurut saya, pemuda muslim memang perlu karakter yang kuat dan relevan dengan tantangan zaman.” (V)

Maka, pada awal buku ini penulis ingin membangun kembali nilai aqidah dalam diri kita. Dengan menyajikan beberapa pembahasan yang sangat penting. Salah satunya adalah tentang Tauhid.

Mengapa harus tauhid? Yah, karena pada zaman sekarang ini kita hidup dalam sebuah zaman yang membuat kita lupa bahwa meskipun kita berbeda pendapat kita harusnya tetap bersatu dalam sebuah keyakinan.

Percaya akan tauhid artinya kita percaya akan kehadiran Tuhan dalam diri kita. Tuhan senantiasa menjaga kita di mana pun kita berada. Tuhan tetap mengawasi di mana pun kita menetap. Kita terlalu sibuk mendebatkan perbedaan-berbedaan pendapat padahal pada hakikitnya kita itu:

Sama-sama menyembah Tuhan, sama-sama melaksanakan rukun islam, sama-sama mengimani Allah dan rasulNya, sama-sama melaksanakan shalat lima waktu, sama-sama melaksanakan puasa saat Ramadhan tiba” (hal:9)

Tidak hanya nilai tauhid pada buku yang yang tebalnya 254 ini. Akan tetapi, ada beberapa nilai penting yang saya bisa dapatkan yaitu: 1. Mengenal lebih dekat pada Tuhan, mengenlal diri sendiri, dan hidup bermanfaat untuk orang lain.

Mengenal Tuhan. Seperti yang sudah dibahas di awal bahwa tauhid akan menyatukan kita dalam satu keyakinan. Jika kita bisa mengenal Allah lebih dekat, maka akan sulit bagi kita untuk bisa berbuat dosa dan juga maksiat.

Point kedua adalah mengenal diri sendiri. Ini pembahasan yang cukup menarik bagi saya sebagai pembaca. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa “Jika kita mengenal diri kita, kita akan mengenal Tuhan kita.”  Akan tetapi, nyatanya kita sering lupa akan diri sendiri karena berbagai faktor yang terjadi di sekitar kita.

Kita cenderung mengurus kepribadian orang lain tanpa melihat ke dalam diri sendiri. Padahal pada akhirnya nanti kita sendir yang akan bertangung jawab atas diri sendiri.

“Mulai dari diri sendiri itu bukan egois, tapi bijak. Bayangin kalau kita sudah mandiri, sudah punya fondasi yang kuat, dan kualitas hidup yang ok. Tentu kita bisa jadi cahaya untuk orang lain. Kalau kita sehat secara fisik mental. Kita bisa siap membantu orang lain. Baik secara fisik maupun orang lain. Kalau kondisi keuangan kita stabil, kita bisa lebih mudah berbagi, dan membantu mereka yang butuh.” (hal:135)

Maka, untuk membangun karakter yang baik. Kita harus tetap belajar agar tetap memiliki ilmu yang cukup, terus membaca agar tetap mendapat pengetahuan untuk bisa menghidupkan pikiran-pikiran yang relevan dengan perputaran zaman ini.

Yang terakhira adalah hidup bermanfaat untuk orang lain. “Menjadi pribadi yang nyaman kita harus memiliki empati dan pemahaman terhadap kebutuhan orang lain.”(hal:220)

Harus kita tanamkan dalam diri kita bahwa kehadiran kita dalam masyarakat bukan sebagai benalu atau pun parasit. Kita harus membawa cahaya sebagai penerang. Agar kehadiran kita bisa diterima, dan digunakan untuk kepentingna bersama. Untuk membangun pribadi yang bisa bermanfaat untuk orang lain ada beberapa point yan bis akita tanamkan terlebi dahulu yaitu: Niat yang baik, pendekatan yang bijaksana, pilih momen yang tepat, perhatikan sikap, dan selalu berdoa untuk kebaikan bersama. (hal:222)

Itulah tiga point penting untuk kita agar kita bisa menjadi manusia paripurna seperti yang diinginkan penulis dalam buku ini.



Posting Komentar untuk "Resensi Buku Manusia Paripurna"